Tegangan
antarmuka adalah gaya persatuan
panjang yang terdapat pada antar muka dua fase cair yang tidak bercampur.
Tegangan antar muka selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya
adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar daripada adhesi antara
cairan dan udara (Hamid, 2010).
Permukaan
zat cair mempunyai sifat ingin merenggang sehingga permukaan seolah-olah
ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik
menarik antar partikel sejenis di dalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam
cairan tiap molekul ditarik oleh molekul yang sejenis di dekatnya dengan gaya
yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang
bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan ke bawah
menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang.
Tegangan ini disebut tegangan permukaan (Herinaldi, 2004).
Tegangan
permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya antar molekul
dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas permukaan. Awalnya
tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka cairan dan gas. Namun,
tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka cairan-cairan, atau
padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut tegangan antar muka ( Douglas, 2001).
Tegangan
permukaan didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan dalam memperluas permukaan
cairan dengan satu satuan luas. Satuan untuk tegangan permukaan adalah (J.m-1)
atau dyne cm-1 atau Nm-1. Metode yang paling umum untuk
mengukur tegangan permukaan adalah kenaikan atau penurunan dalam pipa kapiler,
yaitu dengan rumus : (d) adalah kerapatan cairan, (r) adalah jari-jari kapiler,
(l) adalah panjang cairan yang ditekan atau yang akan naik dan (g) adalah
konstanta gravitasi. (Douglas, 2001)
Ada
beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :
1. Metode
Kapiler
Menurut
metode kapiler, tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air atau
cairan yang naik melalui suatu pipa kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya
dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan, tidak bisa untuk mengukur
tegangan antar muka.
2. Metode
Tersiometer Du-Nouy
Metode
cincin du-nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun
tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan
tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut (Atkins, 1994).
Pada
dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan
mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada pada
permukaan cairan berbentuk lapisan monomolekuler yang disebut dengan molekul
surfaktan. Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Suhu
Tegangan permukaan
menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi kinetik molekul.
2. Zat
Terlarut (Solut)
Keberadaan zat terlarut
dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat
terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan
bertambah besar. Tetapi,
apabila zat yang berada di permukaan cairan membentuk lapisan monomolekular,
maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan
surfaktan.
3. Surfaktan
Surfaktan (Surface
Active Agent), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk
terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi
yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu
contoh dari surfaktan (Douglas, 2001)
Tegangan permukaan bervariasi antar
berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi dan merupakan
agent pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan
pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat
sehingga beberapa serangga dapat berjalan di atasnya (Suminar, 2001).
Uraian
Bahan :
1. Aquadest
(Ditjen POM, 1979)
Nama
resmi : Aquadestilata
Nama
lain : air suling
RM/BM
: H2O / 18,02
Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, tidak berasa
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik
2. Aceton
(Ditjen POM, 1979)
Nama
resmi : Aceton
Nama
lain : Aseton
RM/BJ
: (CH3)2CO
/ 0,790 – 0,792 g/ml
Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna, mudah
menguap, bau khas, mudah terbakar, dapat bercampur dengan air, dengan etanol
95%P, dan dengan kloroform P membentuk larutan jernih.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat
yang digunakan :
1. Timbangan
listrik
2. Piknometer
3. Termometer
4. Baskom
5. Pipa
kapiler
6. Beker
glass 100ml
Bahan
yang digunakan :
1. Tween
0.01 %
2. Tween
0.02 %
3. Aquadest
4. Aseton
IV. CARA KERJA

VI. PEMBAHASAN
0 komentar:
Posting Komentar