Tabet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara
kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua pemukaannya rata
atau cembung, mengandunng satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa bahan
tambahan. (FI ed III, 1979)
Metode pembuatan tablet :
1. KempaLangsung (Direct compression)
2. GranulasiBasah (Wet Granulation)
3. GranulasiKering (Dry granulation)
Perbedaan dan persamaan
pembuatan tablet
Granulasi basah
|
Granulasi kering
|
KempaLangsung
|
Bahanobat
+ pengisi
|
Bahanobat
+ pengisi + serbukpengikatkering
|
Bahanobat
+ eksipien
|
Dicampur
|
Dicampur
|
Dicampur
|
Bahanpengikat/mucilago/solutio
|
Slugging/kompres
|
|
Diayak
(basah)
|
Ditumbuk/miling
|
|
Dikeringkan
|
Diayak
|
|
Diayak
(kering)
|
+
bahanpenghancur
|
|
+
bahanpenghancur
+
bahanpelicin
|
+
bahanpelicin
|
|
Ditablet
|
Ditablet
|
Ditablet
|
Granulasi
Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien
dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya
dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk
semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis,
tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui
gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis
efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban (Andayana, 2009).
Granula
adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil. Umumnya
terbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar.
Ukuran biasanya berkisar antara ayakan no.4-12, walaupun demikian granula dari
macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat bergantung pada tujuan
pemakaiannya (Ansel, 1989).
Pada proses
ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan
ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut
slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak
dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari
campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat
diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin
khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan
sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling
berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada
salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk
yang mengalir dintara penggiling (Andayana, 2009).
Metode ini digunakan dalam
kondisi-kondisi sebagai berikut :
1.
Kandungan zat aktif dalam tablet
tinggi
2.
Zat aktif susah mengalir
3.
Zat aktif sensitif terhadap panas
dan lembab
(Andayana,
2009)
Keuntungan cara granulasi kering
adalah:
1.
Peralatan lebih sedikit karena tidak
menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan
waktu
2.
Baik untuk zat aktif yang sensitif
terhadap panas dan lembab
3.
Mempercepat waktu hancur karena
tidak terikat oleh pengikat (Andayana,
2009).
Kekurangan cara granulasi kering
adalah:
1.
Memerlukan mesin tablet khusus untuk
membuat slug
2.
Tidak dapat mendistribusikan zat
warna seragam
3.
Proses banyak menghasilkan debu
sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
(Andayana,
2009).
Cara pembuatan:
1.
Semua bahan di campur
2.
Dibuat tablet dengan
ukuran besar
3.
Dihancurkan dengan mesin pencetak tablet
khusus dan terbentuk membentuk granul (Slug)
4.
Granul (Slug) di ayak
5.
Cetak
0 komentar:
Posting Komentar